Erick Thohir, pengusaha muda Indonesia, kini menjadi pemilik baru klub sepakbola raksasa Italia, Inter Milan. Darimana datangnya kekayaan yang dimilikinya sehingga bisa membeli mayoritas saham Inter Milan bersama kedua rekan bisnisnya? Bagaimana ia membangun kerajaan bisnisnya?
Erick Thohir, seorang pengusaha media yang tengah naik daun, membuat kejutan di jagad sepakbola tidak hanya di Indonesia tapi juga di Italia setelah berhasil membeli mayoritas saham klub sepakbola raksasa Italia, Inter Milan. Erick bersama dua rekan bisnisnya Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo membeli 70 persen saham milik Massimo Moratti di Inter Milan senilai 350 jtua euro atau setara Rp5,3 triliun.
Pembelian Inter Milan menambah koleksi klub olahraga yang telah dia miliki. Sebelumnya Erick Thohir membeli saham Major League Soccer, D.C. United dan klub basketball AS Philadelphia 76ers.
=======================
Erick Thohir, seorang pengusaha media yang tengah naik daun, membuat kejutan di jagad sepakbola tidak hanya di Indonesia tapi juga di Italia setelah berhasil membeli mayoritas saham klub sepakbola raksasa Italia, Inter Milan. Erick bersama dua rekan bisnisnya Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo membeli 70 persen saham milik Massimo Moratti di Inter Milan senilai 350 jtua euro atau setara Rp5,3 triliun.
Pembelian Inter Milan menambah koleksi klub olahraga yang telah dia miliki. Sebelumnya Erick Thohir membeli saham Major League Soccer, D.C. United dan klub basketball AS Philadelphia 76ers.
Pengambil-alihan klub Italia tersebut tentu membawa kebanggaan tersendiri bagi pecinta sepakbola di Indonesia karena sepakbola Italia dan Eropa secara khusus tidak lagi menjadi sesuatu yang berada di planet lain, tapi menjadi lebih dekat dengan publik sepakbola di Tanah Air. Inter Milan tidak hanya menjadi klub papan atas Italia tapi juga di Eropa karena pernah menjadi juara Liga Champion.
Nama Inter Milan juga sangat familiar bagi pencinta sepak bola di Tanah Air. Ini terbukti dengan begitu terkenalnya beberapa legenda Inter Milan di masyarakat pencinta sepakbola di Tanah Air, terutama bagi penggemar Inter Milan. Erick tentu memiliki hitungan-hitungan bisnis dalam mengakuisisi Inter Milan. Disamping kepentingan bisnis, pembelian klub Inter Milan boleh jadi membuka peluang bagi talenta-talenta muda sepakbola Tanah Air untuk berguru ke Italia, syukur-syukur masuk skuad Inter Milan pada suatu saat nanti.
Rosan Roeslani, partner bisnis Erick Thohir |
Tapi itulah uniknya sepakbola, olahraga yang bersifat universal. Ia tidak mengenal ras, suku dan agama. Bahasa yang dipakai adalah bahasa sepakbola. Orang dari berbagai suku, agama, ras dan kebangsaan bisa disatukan oleh sang kulit bundar itu. Demikian juga soal kepemilikan, siapa yang punya kemampuan dan kecintaan pada sepakbola dapat memiliki sebuah klub besar. Tidak heran, berbagai klub sepakbola di Eropa saat ini telah menjadi milik orang-orang kaya, baik dari Timur Tengah maupun Asia.
Orang mungkin tidak heran bila seorang raja minyak dari Timur Tengah atau Rusia membeli klub-klub di Eropa. Demikian juga orang-orang super rich dari daratan Asia Timur. Tapi dari Asia Tenggara? Bisa dihitung dengan jari. Setelah Tony Fernandes yang membeli QPR, klub sepakbola Ingris, kini giliran pengusaha Indonesia Erick Thohir. “Wow, hebat, luar biasa” mungkin demikian reaksi spontan sebagian pencinta sepakbola di Tanah Air.
Perjalanan Bisnis Erick Thohir
Erick Thohir jadi berita utama |
Kini Erick Thohir menjadi penguasa baru klub raksasa sepakbola Inter Milan. Darimana datangnya kekayaan yang dimilikinya sehingga bisa membeli sebagian saham Inter Milan?
Erick Thohir, lahir di Jakarta, 30 Mei 1970 (umur 43), tergolong pengusaha yang masih muda. Erick merupakan pendiri Mahaka Media. Erick bukan anak kemarin sore. Di dalam dirinya mengalir darah bisnis dari ayahnya, yakni Teddy Thohir, salah satu pendiri (co-owner) group Astra International bersama William Soeryadjaya.
Ia memiliki saudara yang juga super kaya, yakni Garibaldi ‘Boy’ Thohir, salah satu pemilik Adaro, salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia. Kekayaan Boy Thohir, saudara Erick (elder brother) bahkan lebih tajir, yakni mencapai lebih US$1,2 miliar menurut data Forbes. Boy Thohir adalah seorang bankir investasi. Erick juga memiliki kakak perempuan Rika. Setelah tamat kuliah, ia membantu bisnis keluarga sebelum terjun membangun kerajaan bisnis sendiri lewat bendara Mahaka group.
Erick memperoleh gelar Master untuk Administrasi Bisnis (Master of Business Administration) tahun 1993 dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat. Sebelumnya gelar sarjananya (Bachelor of Arts) diperoleh dari Glendale University.
Garibaldi 'Boy' Thohir, kakak Erick Thohir |
Selain mengembangkan Mahaka Group, Erick Thohir juga aktif di organisasi bisnis maupun olahraga. Diantaranya, anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), ketua Southeast Asia Basketball Association, salah satu pendiri Southeast Asian Basketball Association (SEABA), Presiden Direktur PT Trinugraha Food Industri dan masih banyak lagi. Ia sendiri pernah menjadi Presiden SEABA pada periode 2006-2010. Dan Wakil Ketua HIPMI periode 2005-2008.
Erick Thohir memulai bisnis sendiri tahun 2001 dengan mendirikan Mahaka Group bersama Muhammad Lutfi (mantan ketua BKPM), Wisnu Wardhana dan R. Harry Sulnardi. Ia menjadi Presiden Direktur PT Mahaka Media hingga 30 Juni 2008 dan komisioner sejak 2010 hingga saat ini.
Beberapa media yang kini berada di bawah Grup Mahaka adalah majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest, surat khabar Sin Chew Indonesia dan Republika. Mahaka juga punya stasiun TV yakni JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio.
Erick juga memiliki usaha yang terkait media yakni periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia juga kini menjadi Presiden Direktur VIVA grup (bermitra dengan Anindya Bakrie) dan Beyond Media.
Erick Thohir kini memegang beberapa posisi penting di beberapa perusahaan yang dimilikinya maupun perusahaan afiliasi Mahaka Group dan perusahaan keluarga Thohir, diantaranya:
· Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk sejak 2011
· Komisioner PT Mahaka Media Tbk (2008-hingga sekarang),
· Komisioner PT Beyond Media (2011- sekarang),
· Komisioner PT Entertainment Live (2008-sekarang),
· Komisioner PT Berau Coal (2006-sekarang),
· Presiden Direktur PT Lativi Mediakarya (2007-sekarang),
· Direktur PT Trinugraha Thohir Media Partners (2011-sekarang).
(*)