"Jangan biarkan asing menguasai seluruh sumber daya
alam Indonesia. Sudah saatnya direbut kembali dan dinikmati oleh rakyat. Sudahlah
asing mendapatkan kesempatan untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia,
rakyat juga tidak mendapatkan apa-apa," ucap Prabowo di salah satu
kampanyenya.
Memang tidak jarang kita mendengar ucapan-ucapan bernuansa
nasionalis dan anti asing yang keluar dari mulut Prabowo di
kampanye-kampanyenya. Prabowo menganggap bahwa rakyat Indonesia yang miskin
adalah orang-orang ‘goblok’, hingga dia harus mengklarifikasi pernyataannya
tersebut karena menuai banyak kecaman. Selain militerisme, aroma nasionalisme
sangat kental terlihat di atribut-atribut yang digunakan Prabowo.
Namun belakangan muncul jurnalis kawakan dari Amerika
Serikat, Allan Nairn, yang mempublikasikan dua buah postingan di blognya yang
berisi tentang pengalamannya mewawancarai Prabowo. Allan mengakui bahwa
perbincangannya dengan Prabowo memang seharusnya off-the-record, namun karena
sekarang Prabowo mencalonkan diri menjadi presiden dan bahaya sudah berada di
depan mata. Menurut pengakuannya, Prabowo adalah kaki tangan kepercayaan
Amerika selama Prabowo masih di Kopassus. Prabowo bahkan membuka pintu bagi
Amerika Serikat untuk menginvasi Indonesia apabila benar diperlukan! Gila!
Prabowo selalu menggadang-gadang diri sebagai seorang nasionalis dan anti
asing, ternyata dialah si antek asing yang sebenarnya!
Prabowo anti asing? |
Lagipula kalau dipikir-pikir lagi, untuk apa sih kita anti
asing segala? Padahal tidak bisa dipungkiri bahwa berkat investasi asing dan
para ahli dari berbagai negara, perekonomian dan pendidikan kita bisa maju
seperti ini. Misalkan saja bidang energi. Kalau perusahaan-perusahaan minyak
dan gas asing tidak berkiprah di Indonesia, memangnya Pertamina mampu mengolah
itu semua? Pertamina sudah korup sejak dulu dan hanya dikuasai oleh para elite
yang kebanyakan hasil perbiakan Orde Baru. Hasil kelola kebanyakan masuk ke kantong
para elite. Sedangkan perusahaan asing yang notabene-nya malapetaka malah
menyumbang jutaan dollar bagi pendapatan negara kita tiap tahunnya, belum lagi
pembangunan dan sumbangan yang diberikan kepada masyarakat sekitarnya.
Ngomong-ngomong soal anti asing dan energi, ini mengingatkan
kita perihal Blok Mahakam yang akan segera berakhir kontraknya pada tahun 2017.
Isu anti asing juga digadang-gadang di sini. Pertamina mau mengambil alih dan
mengusir Total E&P dan Inpex yang saat ini mengelola Blok Mahakam. Padahal
kita tahu bahwa Blok Mahakam adalah blok yang sulit, sedangkan Pertamina masih
belum memiliki teknologi dan orang-orang yang ahli. Seharusnya, kontrak Total
kembali diperpanjang selama lima tahun, bekerjasama dengan Pertamina. Selama
itu pula Total sembari mentransfer teknologi dan skill yang dibutuhkan kepada
Pertamina.
Tapi kalau Prabowo yang jadi presiden sih kayaknya Blok
Mahakam diambil alih oleh Pertamina ya. Walaupun masih ada kemungkinan tidak,
karena Prabowo ternyata sebenarnya adalah antek asing, jadi mungkin dia tidak
akan keberatan apabila Blok Mahakam dikelola asing. Kita lihat saja nanti
bagaimana. Semoga saja yang mengelola Blok Mahakam nanti memang yang kompeten
agar tidak sia-sia.