Kamis, 30 Oktober 2014

Apindo Mendukung Kenaikan Harga BBM Indonesia Secepatnya

Kenaikan BBM Subsidi
Sebentar lagi kita akan sampai ke penghujung Oktober namun kepastian akan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang akan dijadwalkan untuk naik pada bulan November belum ada. Baik rakyat, dunia usaha, maupun para investor sangat menunggu-nunggu sekali kabar tersebut.

Kalangan pengusaha sudah sejak awal menyatakan bahwa mereka akan mendukung langkah pemerintahan baru pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga BBM subsidi tersebut. Kenaikan harga diperkirakan bisa berkisar Rp 2.000-Rp 3.000/liter. Bahkan pengusaha ingin kenaikan dilakukan secepatnya

"Saya sampaikan lebih cepat lebih baik. Kalau menunggu-nunggu orang akan berspekulasi macam-macam, sehingga barang sudah kita naikkan juga biar tidak rugi kan?" ungkap Sofjan.

Dukungan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Pengusaha yang tergabung dalam Apindo mendukung rencana kenaikan harga BBM subsidi ini. Subsidi BBM yang nilainya sudah mencapai hingga Rp 1 triliun per hari dinilai sangat tinggi.

"Kami toleransi kenaikan sampai Rp 2.000 atau Rp 3.000 pasti bisa. Kami sudah hitung itu karena sudah dari 3 tahun ketidakpastian. (Jadi dengan kenaikan itu) memberi ketenangan pada kami dan pengeluaran kami memperbaiki diri lagi," ujar Sofjan.

Lebih baik, ujar Sofjan, anggaran subsidi BBM ini dialihkan untuk infrastruktur, seperti pembangunan jalan, pelabuhan, dan lainnya. Infrastruktur yang buruk otomatis menyebabkan ongkos logistik di Indonesia mahal, dan berpengaruh kepada tingginya harga barang.

Subsidi BBM juga membuat konsumsi menjadi tinggi, sehingga kebutuhan BBM harus dipenuhi melalui impor. Sedangkan efek dari impor BBM yang tinggi membuat anggaran perdagangan defisit dan akhirnya rupiah melemah. "Pengusaha juga harus bayar bunga tinggi. Ini makin membuat ketidakpastian. Pemerintah harus perbaiki anggaran, bangun infrastruktur," keluh Sofjan.

Sedangkan untuk masyarakat miskin, menurut Sofjan mereka bisa diberikan tambahan uang seperti yang selama ini dilakukan melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT). Meskipun pemerintah sekarang berinisiatif untuk menggantinya dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.

"Rakyat bisa diberi dengan tambahan uang itu. Dia beli barang kita dan kita untung lagi. Kita palingan susahnya 6 bulan," pungkas Sofjan.

Dia juga sebagai wakil dari kalangan pengusaha berani menjamin bahwa tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan kenaikan harga BBM subsidi ini. Walaupun ongkos transportasi yang memang menjadi beban pengusaha pasti jadi besar.

"Tapi (ongkos transportasi) efeknya tidak banyak, paling 1-2%," tutur Sofjan.

Ya memang sebaiknya BBM segera dinaikkan karena toh sudah ditunggu-tunggu oleh banyak pihak. Kepastian tersebut tentunya juga akan sangat dinantikan oleh kalangan pengusaha serta para investor. Iklim investasi niscaya akan membaik pasca kenaikan BBM nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar