Selasa, 14 Oktober 2014

Krisis Air, Warga Dibantu Total E&P Indonesie

krisis air
Tak minyak, tak energi, tak listrik, tak air, semua krisis! Parah betul Indonesia ini. Kali ini coba kita soroti soal krisis air bersih di satu dari berbagai wilayah Nusantara yang  mengalami krisis air bersih, yakni Balikpapan. Meskipun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar Balikpapan belum mengurangi distribusi debit air bersih, namun kesulitan sudah dirasakan warga setempat.

Warga Kelurahan Sepinggan antre air bersih hasil pengolahan perusahaan Total E&P Indonesie hingga terpaksa begadang supaya bisa mendapatkan jatah.

Warga yang bermukim di Kelurahan Sepinggan diperbolehkan untuk menampung air sebanyak apapun yang warga inginkan asalkan penampugannya tidak menggunakan mobil pengangkut tendon air. Penampungan air tersebut pun tidak dikenakan biaya sama sekali. Jadwal pengambilan air dilakukan dua kali dalam sehari. Yakni, pukul 22.00-24.00 Wita, dan pada pagi hari, pukul 05.00-06.00 Wita.

“Air yang kami ambil di sini gratis. Asalkan warga Kelurahan Sepinggan. Mengambilnya juga tidak boleh menggunakan mobil,” ucap Farhan, seorang warga.

Warga Sepinggan sering mengalami krisis air padahal letak tempat tinggal masih terhitung di tengah kota. Status sebagai pelanggan PDAM tidak otomatis menjamin mereka bebas untuk menikmati air bersih setiap saat. Bahkan, tidak jarang air produksi PDAM sampai berminggu-minggu tidak mengalir sama sekali di rumah mereka.

Sementara Saono mengatakan bahwa dirinya sudah memanfaatkan air bersih gratisan tersebut sejak tiga bulan yang lalu. Hal itu disebabkan lantaran air bersih hasil pengolahan PDAM tidak bisa lagi diandalkan. Apalagi, belakangan ini jadwal mengalirnya air PDAM tak jelas --bahkan tidak jarang hingga tidak mengalir sama-sekali dalam sebulan terakhir.

Saat ini antrean warga sudah semakin bertambah panjang lagi seiring dampak krisis air yang kian meluas. “Entah kapan, tapi kami sangat berharap, suatu hari nanti air di tempat kami bisa mengalir lancar,” keluh Saono.

PDAM mengaku masih akan mematangkan rencana pengurangan distribusi air bersih, menyusul kian susutnya cadangan air baku Waduk Manggar. Air yang dialirkan kepada pelanggan yang biasanya mencapai 900 liter per detik, rencananya akan dipangkas hingga menjadi hanya 450 liter per detik.

Air bersih adalah hak asasi manusia karena tanpa air tentunya manusia tidak akan bisa hidup. Dan ternyata negara gagal untuk menyediakan pemenuhan akan kebutuhan yang paling dasar dari manusia tersebut. Untung saja ada Total yang cukup peduli untuk melaksanakan pemenuhan kebutuhan tersebut. Memang ketika pemerintah sudah tidak bisa diharapkan, masyarakat yang harus bisa berdaya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar