krisis air |
Tak minyak, tak energi, tak listrik, tak air, semua krisis!
Parah betul Indonesia ini. Kali ini coba kita soroti soal krisis air bersih di
satu dari berbagai wilayah Nusantara yang mengalami krisis air bersih, yakni Balikpapan.
Meskipun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar Balikpapan belum
mengurangi distribusi debit air bersih, namun kesulitan sudah dirasakan warga
setempat.
Warga Kelurahan Sepinggan antre air bersih hasil pengolahan perusahaan
Total E&P Indonesie hingga terpaksa begadang supaya bisa mendapatkan jatah.
Warga yang bermukim di Kelurahan Sepinggan diperbolehkan
untuk menampung air sebanyak apapun yang warga inginkan asalkan penampugannya
tidak menggunakan mobil pengangkut tendon air. Penampungan air tersebut pun
tidak dikenakan biaya sama sekali. Jadwal pengambilan air dilakukan dua kali
dalam sehari. Yakni, pukul 22.00-24.00 Wita, dan pada pagi hari, pukul
05.00-06.00 Wita.
“Air yang kami ambil di sini gratis. Asalkan warga Kelurahan
Sepinggan. Mengambilnya juga tidak boleh menggunakan mobil,” ucap Farhan,
seorang warga.
Warga Sepinggan sering mengalami krisis air padahal letak
tempat tinggal masih terhitung di tengah kota. Status sebagai pelanggan PDAM tidak
otomatis menjamin mereka bebas untuk menikmati air bersih setiap saat. Bahkan, tidak
jarang air produksi PDAM sampai berminggu-minggu tidak mengalir sama sekali di
rumah mereka.
Sementara Saono mengatakan bahwa dirinya sudah memanfaatkan
air bersih gratisan tersebut sejak tiga bulan yang lalu. Hal itu disebabkan
lantaran air bersih hasil pengolahan PDAM tidak bisa lagi diandalkan. Apalagi,
belakangan ini jadwal mengalirnya air PDAM tak jelas --bahkan tidak jarang
hingga tidak mengalir sama-sekali dalam sebulan terakhir.
Saat ini antrean warga sudah semakin bertambah panjang lagi
seiring dampak krisis air yang kian meluas. “Entah kapan, tapi kami sangat
berharap, suatu hari nanti air di tempat kami bisa mengalir lancar,” keluh
Saono.
PDAM mengaku masih akan mematangkan rencana pengurangan
distribusi air bersih, menyusul kian susutnya cadangan air baku Waduk Manggar. Air
yang dialirkan kepada pelanggan yang biasanya mencapai 900 liter per detik,
rencananya akan dipangkas hingga menjadi hanya 450 liter per detik.
Air bersih adalah hak asasi manusia karena tanpa air
tentunya manusia tidak akan bisa hidup. Dan ternyata negara gagal untuk
menyediakan pemenuhan akan kebutuhan yang paling dasar dari manusia tersebut.
Untung saja ada Total yang cukup peduli untuk melaksanakan pemenuhan kebutuhan
tersebut. Memang ketika pemerintah sudah tidak bisa diharapkan, masyarakat yang
harus bisa berdaya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar