buaya |
Ada cerita unik namun keren yang datang dari Blok Mahakam.
Jadi begini, Total E&P Indonesie baru saja selesai melakukan survei seismik
3 dimensi selama 18 bulan, di Lapangan Tunu, Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
Biaya yang harus dikeluarkan mencapai hingga US$ 80 juta atau sekitar Rp 960
miliar.
Seismik yang dilakukan sungguh tidak mudah. Karena
lokasi-lokasi seismik tersebut ternyata berada di sarang buaya muara, yang
ukurannya besar pula!
Vice President Geoscience & Reservoir Total E&P
Indonesie, Noor Syarifuddin mengungkapkan bahwa seismik selama 18 bulan
dilakukan sangat masif, dimulai dari April 2012 hingga Oktober 2014. Ini
merupakan kegiatan survei terbesar yang pernah digelar oleh Total Group.
Kabar baiknya pula, angka kecelakaannya minim, sehingga mereka
berhasil meraih penghargaan dari Total Group dengan kategori Total Recordable
Injury Rate (TRIR), dan Lost Time Injury Rate (LTIR).
Namun ternyata ada satu insiden atau kecelakaan yang
melibatkan pekerja dalam proses survei seismik tersebut. Sempat ada kejadian di
mana ada pekerja yang diterkam buaya muara saat melakukan survei siesmik! Ketika
peristiwa tersebut terjadi, pawang buaya yang disewa Total ikut menolong, namun
alamak ternyata ikut terkena terkaman buaya juga!
Total menyadari bahwa lokasi seismik mereka memang beberapa
tempat merupakan sarang-sarang buaya. Makanya mereka sudah ancang-ancang dengan
menyewa pawang buaya. Total mengaku bahwa sebenarnya mereka punya pilihan untuk menembak
buaya-buaya tersebut, namun hal tersebut tidak mereka lakukan. Total menyadari
bahwa mereka harus menjaga kelestarian alam juga.
Akibat dari insiden tersebut, dua pekerja Total harus
mendapatkan perawatan medis, sebab pekerja yang diterkam buaya tergigit di
bagian pahanya, dan harus mendapatkan beberapa jahitan.
Efek dari insiden ini memang sempat menyebabkan pekerja
Total tidak mau balik bekerja lagi di lokasi seismik karena trauma, pekerja
lainnya juga takut.
Maka Total pun harus memanggil pawang-pawang yang lebih
banyak dan lebih senior. Namun untungnya kejadian tersebut adalah yang pertama
dan terakhir. “Karena pawang-pawang ini terbukti ampuh juga menyuruh pergi
buaya. Mereka seolah berbicara dengan buayanya, percaya tidak percaya
sih," ujar Noor.
Yang bisa kita lihat juga dari cerita tersebut adalah bahwa
perusahaan sekelas Total yang peduli lingkungan dalam aktivitasnya harus
diapresiasi! Mereka bisa saja dengan mudah membunuh saja buaya-buaya tersebut,
namun mereka tidak mengambil langkah yang jauh lebih mudah tersebut karena
masih merasa bertanggungjawab terhadap lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar