.
Bermain di air keruh (courtesy foto Jakarta Globe) |
Bila melihat lebih teliti di
samping kiri atau kanan spanduk tersebut, terlihat sebuah lambang partai yang sedang jadi sorotan
publik gara-gara terlibat kasus suap sapi, yakni PKS.
Adalah mantan presiden PKS Luthfie Hasan dan kaki tangannya Fathonah yang kini sedang jadi pesakitan, berhadapan dengan kursi pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Kasus tersebut menyita perhatian publik karena menyeret beberapa nama beken artis, model, penyanyi dangdut dan bahkan gadis bau kencur.
Adalah mantan presiden PKS Luthfie Hasan dan kaki tangannya Fathonah yang kini sedang jadi pesakitan, berhadapan dengan kursi pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Kasus tersebut menyita perhatian publik karena menyeret beberapa nama beken artis, model, penyanyi dangdut dan bahkan gadis bau kencur.
Bila spanduk tersebut
dibentangkan oleh kelompok mahasiswa yang tidak terafiliasi dengan
partai-partai tertentu atau kelompok masyarakat, kehadiran spanduk tersebut masih
bisa dimaklumi. Namun, patut dipertanyakan bila yang melakukan hal tersebut adalah PKS.
Pasalnya, partai ini merupakan bagian dari koalisi pemerintah.
Ada tiga menteri yang berada
dalam kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menteri-menteri asal
PKS seperti Tifatul Sembiring sudah mengatakan dukungannya terhadap keputusan
pemerintah menaikkan BBM, karena pemerintah memang harus satu suara. Tapi
sebagai Partai, PKS malah membentangkan spanduk-spanduk di jalan menentang
rencana pemerintah tersebut.
Tidak mengeharankan bila ulah PKS tersebut mengundang kritik dan protes keras dari berbagai pihak, termasuk, Partai
Demokrat dan juru bicara Istana. PKS diultimatum agar menghentikan pemasangan
spanduk-spanduk yang membingungkan dan terkesan memprovokasi masyarakat tersebut.
Pemasangan spanduk bernada provokasi tersebut bisa jadi merupakan upaya PKS untuk menarik simpati masyarakat jelang pemilihan umum 2014. PKS sedang membangkitkan kembali simpati masyarakat yang sudah keburu luntur akibat ulah petinggi-petinggi partai akibat kasus suap impor sapi di atas.
Pemasangan spanduk bernada provokasi tersebut bisa jadi merupakan upaya PKS untuk menarik simpati masyarakat jelang pemilihan umum 2014. PKS sedang membangkitkan kembali simpati masyarakat yang sudah keburu luntur akibat ulah petinggi-petinggi partai akibat kasus suap impor sapi di atas.
Sebagai bagian dari partai
koalisi, seharusnya PKS secara gentle ikut bertanggung jawab terhadap keputusan
pemerintah menaikkan harga BBM dan turut mensosialisasikannya. Bukan malah
membenturkan masyarakat dengan pemerintah.
Ada banyak cara kita mengkritisi
dan memprotes pemerintah terkait rencana kenaikan harga BBM tersebut. Persoalan
subsidi BBM yang membengkak tidak berdiri sendiri. Tapi ada persoalan yang
lebih mendasar, yakni produksi minyak kita yang terus turun. Seharusnya,
masalah ini yang ditagih oleh PKS atau masyarakat ke pemerintah agar masalah
BBM ini tidak menjadi momok yang menakutkan setiap tahun.
Sebagai partai dan sebagai warga
negara, kita perlu menuntut pemerintah agar terus mendorong investasi di sektor
migas, baik untuk aktivitas eksplorasi maupun untuk meningkatkan produksi
minyak dan gas.
Pemerintah perlu menjaga agar investasi, baik asing maupun perusahaan migas lokal, terus meningkat. Pemerintah perlu menjaga iklim investasi agar tetap menarik dan investor merasa nyaman berinvestasi di Indonesia.
Pemerintah perlu menjaga agar investasi, baik asing maupun perusahaan migas lokal, terus meningkat. Pemerintah perlu menjaga iklim investasi agar tetap menarik dan investor merasa nyaman berinvestasi di Indonesia.
Pemerintah juga perlu menunjukkan
bahwa keputusan-keputusan yang diambil dilakukan berdasarkan atas analisa risiko dan
keuntungan dalam memperpanjang atau tidak memperpanjang kontrak pengelolaan
migas, bukan atas dasar kepentingan sesaat, orang-per orang atau nasionalisme
sempit. Misalnya dalam kasus pengelolaan Blok Mahakam. Alasan rasional, seperti jaminan konsistensi produksi gas alam, komitmen investasi dan penguasaan teknologi, harus
menjadi pertimbangan utama.
Investor harus diyakinkan bahwa investasi mereka di Indonesia dijamin. Dengan demikian dalam jangka menengah panjang produksi minyak dan gas kita meningkat.
Hal-hal substantial seperti ini yang seharusnya
menjadi sorotan partai-partai politik. Bukan malah mengail di air keruh untuk
kepentingan diri sendiri. Kita berharap agar partai-partai lebih dewasa dan
beretika dalam memainkan peran mereka. Sebagaimana rakyat kian pintar membaca situasi, partai politik pun seharusnya lebih pintar dan beretika. Bila tidak, siap-siaplah menjadi 'almarhum/almarhumah'. (*)
Investor harus diyakinkan bahwa investasi mereka di Indonesia dijamin. Dengan demikian dalam jangka menengah panjang produksi minyak dan gas kita meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar